"Wall of Shame In Peru" dinding sepanjang 10 km dan tinggi 3 meter dengan kawat berduri diatasnya, seakan menjadi tembok pemisah antara si kaya dengan si miskin. Fenomena diskriminasi sosial ini terjadi di Negara Peru dimana warga penduduk yang kaya tidak ingin berhubungan dengan penduduk miskin. Mereka menganggap bila tak dibatasi dengan tembok pembatas, orang-orang miskin ini akan berani mencuri, menjarah rumah mereka dan tak segan-segan untuk melakukan kejahatan demi mendapatkan harta kekayaan mereka.
Wall of Shame, dinding pemisah orang kaya dan miskin ini juga dijuluki sebagai tembok berlinnya Peru. Terletak di pinggiran Ibu kota Lima dan dibangun sejak tahun 1980. Terbentang di sebelah Utara tembok, daerah Vista Hermosa yang dihuni oleh ratusan masyarakat miskin. Dan bagian selatannya adalah Wilayah Casuarinas, tempat tinggal orang-orang kaya.
Mengutip dari dailymail.co.uk. Dengan alibi warga Casuarinas yang terdengar tak masuk akal, keberadaan tembok dinding Wall of Shame ini sendiri menuai kritik dan kecaman dari masyarakat Peru di wilayah kota lainnya. Mereka menganggap ini adalah tindak kejahatan sosial, rasis dan menggeneralisasi semua orang miskin adalah jahat dan suka mencuri, sungguh pemikiran yang sangat memalukan.
Meski banyak mengundang kontroversial, warga Casuarinas tetap mempertahankan tembok yang didirikan diatas tanah milik mereka itu sampai dengan sekarang, tak perduli masyarakat di kota peru lainnya ikut mengecam. Baca juga 7 Modus Pengemis Gadungan di Jakarta
Dan mereka juga tak takut dengan petisi dari seluruh netizen di dunia yang menginginkan tembok besar itu segera dihancurkan, setelah mengetahui pemberitaan tentang Wall Of Shame, dinding tembok yang memisahkan orang kaya dengan orang miskin di Peru.